Sabtu, 14 Mei 2011

Review Samsung Galaxy Mini S5570




 Geliat vendor global dalam mengedukasi ponsel berbasis Android pada segmen menengah kian mencuat kepermukaan. Salah satu vendor yang paling rajin merilis ponsel dengan karakter tersebut adalah Samsung. Baru-baru ini pabrikan asal Korea itu merilis Samsung Galaxy Mini S5570, yang diklaim sebagai ponsel cerdas yang cukup ramah dikantong. Lantas, apa saja yang bisa dinikmati optimal pada ponsel berbasis Android Froyo itu? mari kita simak.
Disain
Kali ini Samsung menampilkan desain cukup trendi pada produk yang masih masuk pada varian Galaxy. Galaxy Mini hadir dengan balutan bahan dasar plastik doff bertekstur, terutama terlihat tegas pada bagian belakang ponsel. Sisi dinamis terlihat pada lis hijau disekeliling bodi ponsel dan cukup memberikan kesan fresh.

Pas dalam genggaman, begitulah kesan pertama yang terasa ketika kita memegang ponsel ini. Bobotnya cukup ringan, hanya 105 gram. Sedangkan ukurannya sendiri tergolong sedang, yakni 110.4 x 60.8 x 12.1 mm.

Menyisir akses fisik pada balutan ponsel, kita menemukan switch volume/zoom pada bagian kiri, tepat berseberangan dengan switch power dan slot micro SD (hotswap). Sedangkan pada bagian atas ponsel tampak slot micro USB yang terlindung rapih menemani jack audio 3,5 mm.

Dominasi layar yang tampak luas pada bagian depan, tampil dengan karakter simple. Tombol homescreen tersemat hanya ditemani oleh tombol menu dan back. Setali tiga uang, kesederhanaan juga terlihat pada jajaran belakang ponsel yang hanya menanamkan kamera berkekuatan 3,15 megapiksel dan speaker multimedia.

Pas dalam mengincar kelas, namun hadir juga dalam disain yang tak terlalu rumit terlihat dari ponsel ini. Seolah ingin memudahkan penggunanya dalam menggunakan jajaran ponsel cerdas miliknya, Samsung Galaxy Mini hadir dengan kesan simpel, trendi dan ergonomis.
 

Kenalkan Ini Kereta Terbang Buatan Jepang

   Sabtu, 14 Mei 2011 | 16:33 WIB

Prototipe kereta terbang buatan Yusuke merupakan pesawat kereta pertama di dunia. Foto: daily mail
TEMPO Interaktif, Tokyo - Yusuke Sugahara, peneliti dari Tuhoku University, Jepang membuat prototipe kereta terbang pertama di dunia. Ia merancang sebuah lokomotif serupa pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan super cepat. Teknologi ini diklaim selangkah lebih maju dibanding kereta cepat Maglev, yang mengambang akibat memanfaatkan gaya magnet.
Penampilan prototipe kereta terbang buatan Yusuke tak ubahnya seperti pesawat. Lokomotif itu dilengkapi baling-baling dan dua sayap. Teknologi serupa pesawat itulah yang mampu mengangkat badan lokomotif sedikit di atas tanah dengan kecepatan super.
Memang konsep kereta terbang bukan yang pertama kali di perkenalkan di dunia. Sebelumnya ada kerete Maglev (Jerman) yang memanfaatkan elektromagnet kuat. Kini Maglev mampu bergerak dengan kecepatan 360 kilometer perjam.
Urusan kereta cepat kini Jepang memiliki kereta berkecepatan peluru, Hayabusa . Kereta ini mampu melakukan perjalanan kilat secepat kecepatan peluru. Perjalanan sejauh  675 kilometer bisa ditempuh dalam tempo 3 jam 10 menit.
Nah, prototipe kereta terbang buatan Yusuke ini yang digadang-gadang sebagai teknologi masa depan. Meski  perlu perbaikan di sana-sini, para ilmuwan Jepang bertekad membuat teknologi baru pengganti kereta peluru  yang jauh lebih efisien dan cepat.
RUDY I DAILY MAIL
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/14/brk,20110514-334499,id.html

Selasa, 10 Mei 2011

R6





















Cara Mudah Mencegah Rem ABS Bermasalah

Dok.TEMPO/ Bagus Indahono
TEMPO InteraktifJakarta - Peranti Anti-lock Braking System (ABS) kini menjadi salah satu daya tarik yang dijadikan oleh produsen mobil sebagai fitur produk yang dijajakannya. Maklum, peranti pengereman itu dinilai sebagai perangkat untuk memperlambat atau menghentikan laju mobil yang canggih dan aman.


Hanya, secanggih apa pun peranti itu, bila tak dirawat atau diperlakukan dengan baik maka akan rusak. “Bahkan, bila perangkat pengereman ini bermasalah maka proses perbaikannya juga lebih rumit,” tutur Irawan, service advisor Lingga Motor, Kemayoran, Jakarta Utara, Selasa, 10 Mei 2011.

Sistem pengereman ABS terdiri dari tiga bagian yaitu sensor, modul, dan komputer yang terintegrasi di Electronic Control Unit (ECU) mobil. Sensor memiliki peran yang sangat penting untuk menangkap sinyal perintah pengereman yang diinginkan oleh pengemudi.

Data yang dikirim sensor tersebut diterjemahkan oleh computer di ECU dan kemudian diteruskan ke master rem. Pada saat itulah master rem melakukan tugas yaitu memberikan tekanan kepada masing-masing caliper rem.

“Melihat peran itulah, maka sensor memiliki peran penting. Sehingga, bila rusak maka fungsi ABS akan berantakan,” jelas Irawan.

Oleh karena itu, Asep mewanti-wanti para pemilik mobil untuk mencegah masalah di ABS dan melakukan perawatan rutin. Apa saja langkahnya? Berikut penjelasan Asep :

1. Bersihkan sensor


Sensor ABS letaknya di kaliper rem. Oleh karena itu, bila ingin melakukan pembersihan peranti itu, lakukanlah dengan baik dan hat-hati.

Bila kaliper rem aus atau rusak dan Anda ingin membawanya ke bengkel, pastikan mekanik bengkel yang bersangkutan memahami rem ABS. Pasalnya, perlu kecermatan dan kehati-hatian ekstra untuk mengganti kaliper yang rusak. Bila tidak, maka sensor akan rusak dan peranti ABS pun tidak berfungsi.

Bila Anda ingin membersihkan sensor, maka cukup dengan menggunakan cairan pembersih spray yang banyak dijual di toko onderdil atau aksesori mobil. Bersihkan sensor, terutama bagian yang bermagnet, minimal dua bulan sekali.

“Karena sensor yang kotor juga akan berpengaruh pada kinerja pengereman ABS. Ingat rem merupakan bagian yang sangat vital dalam berkendara untuk menunjang keamanan,” Irawan mewanti-wanti.


2. Hindari mengocok rem terlalu sering

Satu kebiasaan salah yang kerap dilakukan adalah mengerem secara mendadak dengan tiba-tiba. Bila tidak dalam kondisi darurat, hindari mengerem dengan mendadak.

Selain itu, jangan terlalu sering mengocok atau menginjak pedal rem berkali-kali pada saat mobil tidak dalam kondisi sedang berjalan. Pasalnya, dengan menginjak pedal rem berkali-kali di saat mobil berhenti sama artinya mengirim sinyal yang tidak perlu ke sensor ABS.

“Entakan demi entakan, apalagi bila terlalu keras dan sering akan menyebabkan sensor cepat aus,” kata Irawan.

Entakan keras yang bertubi-tubi dikhawatirkan menjadikan sensor salah mengirim sinyal ke komputer mobil. Sehingga, posisi ABS cepat beralih ke posisi mengunci, meski pada saat itu pengemudi tidak melakukan pengereman. 

yamaha r6


Yamaha Indonesia Datangkan R6

Selasa, 21 April 2009 | 16:47 WIB
TEMPO InteraktifJakarta: Gebrakan terbaru dilakukan Yamaha Indonesia dengan mendatangkan Yamaha R6 produksi 2009. Menurut Dyonisius Beti, Wakil Presiden Direktur PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), motor besar itu khusus didatangkan sebanyak 20 unit. "Semua berdasarkan permintaan," kata Dyon, panggilan akrabnya, melalui pesan pendek, Selasa (21/4).

Seluruh motor itu, menurut Dyon, merupakan permintaan khusus para konsumen penyuka motor besar merek Yamaha, terutama jenis sport. "Untuk sementara limited customer dulu dengan keperluan khusus. Belum dipasarkan ke konsumen umum," ujar dia.

Yamaha R6 produksi terkini itu dipasarkan seharga Rp 258 juta, off the road. Jika telah dilengkapi surat resmi, harga motor bermesin 600 cc itu nyaris menyentuh Rp 300 juta. Di Hobby Motor, importir umum (IU) yang meniagakan motor-motor besar berbagai merek, Yamaha R6 terbaru diniagakan Rp 295 juta.

Sedangkan harga di pasaran Amerika, berdasar MSRP (Manufacturer Suggested Retail Price/harga eceran tertinggi), dipatok di angka  $ 9.990 hingga $ 10.190. Bila dikurs murni rupiah tanpa pajak, harga R6 terbaru berkisar diangka Rp 107 juta hingga Rp 109 juta.

Dari sisi teknologi, R6 mewarisi fitur teknologi terkini Yamaha R1 dan M1 yang ramai bertarung diarena World Superbike dan MotoGP. Yamaha R6 sudah dilengkapi sistem injeksi terbaru: YCCT (Yamaha Chip Controlled Throttle) dengan sistem dual-injector.

Mesin 600 cc (599cc), empat silinder, DOHC, 16 katup berbahan titanium, pendingin air, dengan kompresi tinggi 13,1:1. Yamaha R6 merupakan yang pertama kali di kelas 600 cc yang mengaplikasikan  fly-by-wire throttle system. Mirip dengan mobil-mobil premium yang mengandalkan peranti elektronik untuk membuka maupun menutup gas.

Rangka motor mengandalkan model delta box berbahan aluminium untuk kemampuan handling sempurna. Konsumsi bahan bakar, menurut riset Yamaha International, diperoleh angka rata-rata 40 mil per galon (MPG), atau setara dengan 17 kilometer per liter. Sementara kapasitas tangki bahan bakar sebanyak 4,6 galon (17,4 liter) dan berat kosong motor 414 pound atau sekitar 187 kilogram.
(http://www.tempointeraktif.com/hg/prototype/2009/04/21/brk,20090421-171688,id.html)
NUGROHO ADHI